Desa Gandusari

Pertanian menjadi sektor andalan didesa Gandusari, karena kondisi geografis dan bentang alam yang mendukung. Namun disatu sisi sektor ini mulai ditinggalkan oleh generasi muda karena dianggap kuno dan tidak menjanjikan dari sisi ekonomi. Memang tidak Salah, karena dari luas kepemilikan rata2 sedulur tani didesa Gandusari hanya 0,2 ha. Mayoritas adalah petani tradisional (budidaya Padi mencapai 90 %, dan budidaya hortikultura 10 %). Dukungan infrastruktur dasar dari dinas terkait masih rendah, baik itu Jalan usaha tani maupun saluran irigasi menjadikan petani lekat dengan kemiskinan. Belum lagi diperparah dengan kebijakan-kebijakan intervensi harga beras dan pupuk yang carut marut.

 Berangkat dari itu Pemerintah desa Gandusari mencoba melakukan terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi program. Petani mulai diperkenalkan Sistem Pertanian Organik Terpadu (IOF), dipadukan dengan program Agrowisata melalui program ekonomi kawasan Umpak Sumbing. Penanganan Kemiskinan desa, khususnya petani tidak bisa dilakukan secara sepotong-sepotong tapi memerlukan sinergitas dan penguatan  kemandirian petani itu sendiri. Program-program sektor pertanian dan peternakan mulai digulirkan, baik yang melalui Dana desa, APBD dan dana talangan pihak ketiga. Program UPLAND dinas pertanian Kabupaten Magelang yang dibiayai IsDB menjadi stakeholder penyumbang dana terbesar. Untuk kegiatan Pertanian 2022 saja hampir mencapai 700 juta rupiah. Untuk kelanjutan program Pertanian organik didesa Gandusari khususnya dan kabupaten Magelang Umumnya, IsDB melakukan kunjungan lapangan (LLF) untuk memastikan realisasi program. Kunjungan yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2023 meliputi tiga kecamatan Sawangan, Bandongan, dan Grabag. Semoga Program ini membawa harapan baru bagi kemajuan pertanian dimasa yang akan datang, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada akhirnya, amin. (Mahfudz.red)